Monday, October 25, 2010

PILKADA: BUPATI DAN PARPOL DISANDERA BANDAR


PILKADA: BUPATI DAN PARPOL DISANDERA BANDAR
Penulis adalah Direktur Eksekutif Perkumpulan Desa Mandiri (PUNDEN) Nganjuk
Dimuat pada Bulletin SADAR Edisi: 283 Tahun VI – 2010, Prakarsa-Rakyat.org

Pemilihan Bupati Kediri periode 2010 – 2015 menjadi perbincangan. Karena dua istrinya maju menjadi kandididat calon bupati. Haryanti sebagai istri pertama sudah “berkuasa” hampir 10 tahun sebagai ketua penggerak PKK Kabupaten Kediri. Sementara, Nurlaila adalah Kepala Desa Wates selama kurang lebih 20 tahun (3 periode). Dua istri bupati incumbent ini akan bersaing dengan calon ketiga, yakni Sunardi, Direktur PT. BISI, sebuah perusahaan benih pertanian yang sering mengkriminalisasi petani di wilayah Kabupaten Kediri dan Kabupaten sekitarnya. Semua kandidat datang dari warga negara yang statusnya orang kaya.

Read More..

Kebangkitan Koperasi Komunitas dan Gerakan Ekonomi Pedesaan yang Mengakar

Kebangkitan Koperasi Komunitas dan Gerakan Ekonomi Pedesaan yang Mengakar
Penulis adalah Ketua Koperasi Serba Usaha Mandiri Jombang dan Direktur Eksekutif Perkumpulan Desa Mandiri (PUNDEN) Nganjuk

Dimuat pada Buletin Elektronik Prakarsa-Rakyat.org
Buletin Elektronik SADAR Edisi 161 Tahun IV - 2008
Sumber: www.prakarsa-rakyat.org

Ada persoalan yang sangat krusial dalam perekonomian rakyat miskin kita saat ini dimana tidak ada lembaga keuangan mikro yang betul-betul memihak kepada rakyat miskin. Memihak dalam arti mudah diakses oleh rakyat miskin yang tidak punya sumber daya, beban bunga dan denda yang tidak tinggi, dan keterlibatan atau partisipasi mereka harus dihargai sebagai subyek sekaligus obyek penerima manfaat. Justru yang terjadi, lembaga keuangan mikro bentukan pemerintah sama sekali tidak bisa diakses oleh rakyat miskin karena harus mensyaratkan berbagai aturan administrasi yang ketat. Dari jaminan, hingga model pembayaran yang harus berekening bank. Rakyat miskin tidak ada kesempatan untuk menikmati program dari pemerintah ini.
Read More..

KOPERASI KOMUNITAS, MENJAWAB KOPERASI RENTENIR BERBADAN HUKUM

KOPERASI KOMUNITAS, MENJAWAB KOPERASI RENTENIR BERBADAN HUKUM
Penulis adalah Ketua Koperasi Serba Usaha Mandiri Jombang dan Ketua Perkumpulan Desa Mandiri (PUNDEN) Nganjuk, sekaligus anggota Forum Belajar Bersama Prakarsa Rakyat dari Simpul Jawa Timur
Dimuat pada Buletin Elektronik Prakarsa-Rakyat.org
SADAR (Simpul Untuk Keadilan dan Demokrasi) Edisi: 161 Tahun IV - 2008
Sumber: www.prakarsa-rakyat.org

Tujuan bangsa ini didirikan 63 tahun yang lalu adalah kesejahteraan umum dan keadilan sosial. Namun justru persoalan konkrit dari adanya ketidakadilan sosial dan tidak terjaminnya kesejahteraan umum setiap hari dapat kita lihat. Salah satu persoalan tersebut dapat dilihat dari kebutuhan rakyat miskin baik di pedesaaan maupun perkotaan terhadap modal dan uang cash/kontan yang tidak terpenuhi.
Read More..

Proses Politik Yang Menghancurkan Solidaritas Rakyat Kecil

PROSES POLITIK YANG MENGHANCURKAN SOLIDARITAS RAKYAT KECIL
Ditulis oleh Edy Musyadad
Direktur Perkumpulan Desa Mandiri (PUNDEN) Nganjuk (www.punden.org)
SUMBER: MAJALAH MAJEMUK-ICRP JAKARTA

BEBERAPA orang di sebuah dusun yang bernama Karang Tengah Desa Garu Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk berkumpul dan sepakat menamai perkumpulannya, Paguyuban Mandiri yang disingkat PAMAN. Mereka berkumpul rutin setiap bulan dengan membawa uang 1000 rupiah sebagai iuran wajib yang dikelola koperasinya. Dalam pertemuan itu, beragam tema dibicarakan, tetapi tidak jauh dari bagaimana cara membangun desanya. Usaha yang dilakukan PAMAN ini tiba-tiba banyak mendapat sorotan positif dari warga, bahkan warga diluar desanya tergerak untuk turut menjadi anggota.
Namun demikian, stigma buruk tetap saja menghantui organisasi komunitas ini. Mereka dianggap kubu anti kepala desa terpilih sekarang. Memang tidak dipungkiri, sebagian anggotanya dulu adalah orang yang diidentifikasi sebagai pendukung calon kepala desa yang kalah. Walaupun pemilihan kepala desa (pilkades) sudah berjalan hampir 2 tahun  lalu, konflik antar pendukung itu masih terasa sisa-sisanya. `
Belum selesai dan tuntas konflik akibat dari Pilkades, mereka terpaksa harus masuk dalam ruang politik baru yakni Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Nganjuk. Beragam program dan kampanye juga sampai di desa mereka. Bahkan kader-kader lokal sebagai tim sukses juga muncul di dusun kecil ini. Mau tidak mau, mereka saling membicarakan dan terus mencurigai. Ada juga yang menjaga jarak untuk tidak berkomunikasi walaupun bertetangga. Alasannya, konflik dari pilkades saja masih terasa sakitnya, apalagi sekarang berseberangan calon bupati yang didukung. Pilkada usai bukan berarti konflik selesai. Justru semakin parah karena ada Pemilihan Gubernur (Pilgub).
Read More..

Menjaga perdamaian dari desa

MENJAGA PERDAMAIAN  DARI DESA
Oleh: Edy Musyadad Musyadad
Ketua Perkumpulan Desa Mandiri (www.punden.org)
SUMBER: MAJALAH MAJEMUK-ICRP JAKARTA

"Karena peperangan berawal dari dalam pikiran manusia, maka di dalam pikiran manusia itulah upaya untuk mempertahankan perdamaian harus dibangun".

Kalimat diatas adalah kutipan dari sebuah paragraf terkenal dalam kontitusi UNESCO. Ada sebuah pesan yang dapat kita ambil dari kalimat tersebut melihat situasi konflik yang tiada henti dan pangkalnya ini. Saat ini, dari Bom yang beruntun, kerusuhan masa di beberapa kota, hingga pembunuhan yang di Poso dan Palu beberapa waktu lalu serta kekerasan yang mengusung tema agama. Sehingga, dapat dikatakan perdamaian sedang terancam, kita sedang berada dalam suasana peperangan. Mengapa demikian? Karena perang yang bersumber dari dalam pikiran manusia harus dipahami bukan hanya sebagai peristiwa terjadinya konflik bersenjata dan saling mengirim rudal, tetapi segala macam kekerasan fisik dan non fisik. Pemahaman ini tidak lepas dari makna perdamaian yang merupakan lawan kata antagonis dari perang yang harus dimengerti sebagai negasi dari segala macam kekerasan dalam masyarakat.
Read More..